Menjadi Ibu Madrasah Pertama

Menjadi ibu sebagai madrasah pemula, madrasah yang pertama, sekolah yang pertama. Ini sebuah tema yang sangat luar biasa dan yang sangat penting. Karena tantangan arus pemikirin hari ini sangat luar biasa, sehingga kita harus menguatkan para Ibu semuanya yang sudah menjadi ibu dan juga tentunya menguatkan motivasi dari calon-calon ibu. Bagaimana mere-orientasi yang menguatkan pemahaman cara pandangnya.

Karena menjadi madrasatul Ula itu sangat luar biasa, tinggi dan utama. Maka jangan sampai kaum wanita meninggalkan sesuatu yang besar dan luar biasa ini, yang sangat utama ini, kemudian menukarnya dengan sesuatu yang kecil ataupun sesuatu yang rendah. Kita harus kuatkan dulu memahami permasalahan yang ada di kehidupan kita pada hari ini, di tengah berbagai gempuran perang pemikiran yang dihembuskan khusus dari paham feminisme dari barat. Yang ini menyebabkan kaum wanita lupa atau menjauh dari kodratnya. Mereka melupakan perannya yang sangat mulia sebagai tangga pertama membangun peradaban.

Juga bagaimana tantangan-tantangan lainnya juga yang sangat besar contohnya adalah sekularisme, liberalisme atau gaya-gaya hidup yang diadopsi oleh kita hari ini. Misalkan adalah gaya hidup materialisme yaitu gaya hidup yang mengukur segala sesuatu hanya dari materi. Dampaknya adalah pribadi-pribadi yang menjadi Abduh Dina atau menuhankan materi. Juga tidak lupa gaya hidup hedonism, kalau kita melihat kamus hedonisme ini diartikan sebagai ajaran atau pandangan bahwa kesenangan dan kenikmatan itu adalah tujuan hidup dan sesuatu.Juga perilaku-perilaku lainnya yang merendahkan dan merugikan kaum Wanita. Contohnya pergaulan bebas, tingginya aborsi dan dan permasalahan-permasalahan kompleks lainnya. Semuanya tadi justru merendahkan dan merugikan kaum wanita, bahkan sekarang ada yang namanya Child free, melupakan wanita akan kodratnya dan bagaimana dia adalah sosok yang sangat urgen di dalam membangun generasi.

Nah kalau sekilas kita melihat sejarah feminisme di barat, maka hal ini disebabkan sejarah kelam yang ada di sana yaitu berupa penindasan terhadap kaum wanita, bahkan mayoritas inkuisisi atau hukuman berupa sesuatu yang sangat sadis itu mayoritas dikenakan kepada kaum wanita. Juga bagaimana misalkan Aristoteles, Wanita itu dikatakan adalah lelaki yang gagal, jadi Tuhan menciptakan kaum lelaki tapi dia gagal, maka jadilah kaum wanita, atau juga wanita dianggap sebagai setengah manusia dan lain sebagainya perilaku-perilaku ketidakadilan, penindasan yang menyebabkan kaum wanita di barat melakukan sebuah gerakan pembebasan.

Dalam Islam pun sebenarnya kalau kita melihat ke sejarah masa jahiliyah adalah pada masa jahiliyah itu adalah suatu masa yang tidak ada menghargai kaum Wanita, Bagaimana anak-anak jika jenis kelamin wanita maka dikubur hidup-hidup. Hal ini ada dalam Alquran mengingatkan untuk kita semuanya di QS An-Nahl yaitu kata Allah kalaulah ketika dikabarkan kelahiran itu adalah seorang anak perempuan maka menghitamlah wajahnya, dikarenakan sangat marah. Dulu masa jahiliyah juga kaum wanita tidak mendapatkan hak waris, kaum laki-laki boleh mentalak istrinya berkali-kali sesuai kata hati dan lain sebagainya.

Sebenarnya ketika Islam datang, Allah mengutus Rasulullah, maka bagaimana ajaran islam itu sangat membela Wanita-wanita yang tertindas, Bagaimana Islam menempatkan kaum wanita pada posisi yang mulia. Melihat permasalahan ini kita harus meneguhkan azam, semangat, tekad dan movitasi kita untuk meraih kemuliaan mengembalikan kodrat wanita yang sesungguhnya

Comments are closed.